Pantai Natsepa sebagai salah satu objek wisata di Pulau Ambon, dapat dinikmati di Desa Suli Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, merupakan lokasi wisata yang sangat dikenal di Kota Ambon. Pantai yang terletak sekitar 18 km dari pusat Kota Ambon tersebut sering menjadi pilihan warga Kota yang ingin menikmati hari liburnya.
Akses untuk mencapai pantai yang berpasir putih ini sangat mudah. Jika Dari Terminal Besar di Kota Ambon, bisa memilih angkutan penumpang atau orang Ambon bilang “otto” jurusan Suli dengan ongkos Rp 5.000 sekali jalan. Atau jika dari arah Bandara Pattimura, kita bisa menggunakan “otto” jurusan kota, kemudian turun di pertigaan Passo dengan ongkos Rp 5.000 dan dilanjutkan dengan otto yang kearah Pantai Natsepa (bisa menggunakan angkutan bertuliskan Suli, Darussalam, Tulehu) dengan ongkos Rp 2000 sekali jalan. Dalam tempo sekitar setengah jam, Anda sudah tiba di lokasi Pantai Natsepa. Kendaraan umum ini mulai beroperasi dari pukul 05.00-19.00 WIT. Jika memakai kendaraan sendiri, hanya butuh waktu sekitar 20 menit dari Kota Ambon karena jaraknya hanya sekitar 18 km dari pusat kota.
Setelah sampai disana, untuk masuk ke dalam objek wisata tersebut cukup merogoh kocek Rp 2000 untuk tiket masuk pengunjung dewasa. Jika Anda membawa kendaraan sendiri, kendaraan Anda hanya perlu membayar Rp 2.500 untuk sekali parkir. Dan jika Anda dengan sepeda motor, biaya masuk motor adalah Rp 1.500.
Bagi pengunjung yang berasal dari luar kota terutama dari Pulau Jawa, pasti akan takjub, melihat panorama keindahan alam pantai Natsepa, dengan kejernihan air dan keasrian lingkungan yang masih terjaga di pantai ini. Pasir putih menghampar luas di tepian pantai ini. Garis pantai yang cenderung lurus mengisyaratkan bahwa pantai tersebut merupakan pantai yang berarus dan berombak kecil. Pantai tersebut terhalang Teluk Baguala sehingga ombak yang masuk pun tidak terlalu besar. Situasi yang demikian membuat pengunjung tidak akan lupa mengabadikan momen-momen berharga ini.
Burrow-burrow biota laut
Kurang pas rasanya jika pergi ke pantai tidak nyemplung ke dalam air, air yang sangat jernih bahkan dikedalaman 50 cm saja kaki kita masih bisa terlihat dengan jelas, ikan-ikan kecil pun berlarian kesana kemari membuat hati ini ingin menangkapnya. Burrow-burrow bekas biota laut yang sangat jelas tampak tersapu oleh guguran ombak kecil. Bahkan masih sering ditemukan biota-biota laut yang hidup di pinggir-pinggir pantai, ini sangat jarang sekali ditemukan di pantai lain khususnya Jawa. Dan beberapa batuan dan material sedimen hasil transportasi pun terlihat jelas dipinggir pantai yang juga di bayang-bayangi oleh air yang jernih. Batuan dan material sedimen diperkirakan terbawa oleh arus dan ombak dari asalnya.
Hamparan pasir putih yang luas dengan tepian beberapa mangrove tumbuh disekitar pantai. Keindahan panorama tersebut dimanfaatkan penduduk sekitar untuk mendirikan villa-villa. Banyak wisatawan-wisatawan asing yang tinggal dan menginap disitu.
Kesegaran buah-buahan dalam 'Rujak Natsepa'
Rujak Natsepa
Hari semakin siang, udara terasa semakin terik, waktu pulang pun segera datang. Upsss, teringat pesan orang bahwa kalau ke Pantai Natsepa belum mencicipi Rujak, itu namanya belum ke Natsepa. Ya,,,’Rujak Natsepa’ atau juga disebut dengan ‘Rujak Suli’ merupakan makanan khas dari sini. Rujak yang berisi buah-buahan segar dengan bumbu kacang yang di-uleg masih kasar membuat wisatawan ingin segera menyantapnya. 1 porsi rujak berharga Rp 7000 – Rp 10.000. Jika sudah menikmati 1 porsi rujak tersebut berasa ingin nambah lagi hehehe
No comments:
Post a Comment