Dialek Melayu Ambon adalah dialek Bahasa Melayu yang dipertuturkan di Pulau Ambon, Indonesia
SEJARAH
Bahasa Melayu berasal dari Indonesia bagian barat (dulu disebut Nusantara bagian barat) dan telah berabad-abad menjadi bahasa antarsuku di seluruh kepulauan nusantara. Sebelum bangsa Portugis menginjakan kakinya di Ternate (Tahun 1512), bahasa Melayu telah ada di Maluku dan dipergunakan sebagai bahasa perdagangan.
Bahasa Melayu Ambon berbeda dari bahasa Melayu Ternate karena pada zaman dahulu suku-suku di Ambon dan yang tentunya mempengaruhi perkembangan bahasa Melayu Ambon sangat berbeda dari suku-suku yang ada di Ternate. Misalnya bahasa Melayu Ambon mendapat banyak pengaruh dari bahasa Melayu Makassar. Kemudian pada abad ke-16, Portugis menjajah Maluku sehingga cukup banyak kosa-kata bahasa Portugis masuk ke dalam bahasa Melayu Ambon. Terakhir bangsa Belanda masuk ke Maluku, sehingga ada cukup banyak, kata serapan dari bahasa Belanda yang diterima menjadi kosakata dalam bahasa Melayu Ambon. Pada zaman Belanda inilah, bahasa Melayu Ambon dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah, di gereja-gereja, dan juga dalam terjemahan beberapa kitab dari Alkitab.
Setelah bahasa Indonesia baku mulai diajarkan di sekolah-sekolah di Maluku, maka ia mulai mempengaruhi bahasa Melayu Ambon sehingga sejumlah kata diserap dari bahasa Indonesia baku ke dalam bahasa Melayu setempat, tentu saja disesuaikan dengan logat setempat. Pada awalnya misionaris Belanda menerjemahkan injil dalam Bahasa Melayu dan dibawa ke Ambon. Disini para penduduk yang bisa menghafal injil itu kemudian dibaptis, dan terus dibimbing dalam bahasa Melayu. Bahasa ini dibawa kemungkinan dari Malaka, karena pada masa itu sudah ada kegiatan dagang antara Malaka dan Maluku. Pada awalnya, bahasa Melayu ini hanya dalam bentuk pasaran yang kemudian menjadi bahasa tutur anak-anak generasi selanjutnya. Menjadi bahasa ibu bagi masyarakat Kristen Ambon dan sebagian kecil Muslim Ambon. Sedangkan kebanyakan masyarakat Muslim Ambon masih mempunyai bahasa daerah sendiri yang disebut bahasa tanah.
Struktur Bahasa Melayu Ambon ini juga agak berbeda dengan Melayu pada umumnya, namun lazim di Indonesia Timur. Struktur bahasanya sangat mirip dengan bahasa-bahasa di Eropa.. Seperti ini (kepemilikan):
Beta pung buku = Buku saya = My book
Susi pung kaka = Kakak susi = Susi’s brother/sister
Ahmad ada pi ka Tulehu = Ahmad sedang pergi ke Tulehu
Ada orang dapa bunuh di kusu-kusu = ada orang dibunuh di Alang-alang
Katong jaga tinggal disini sa = kami tetap tinggal disini saja
Kemudian lafal juga mengalami nasalisasi terutama pada akhiran ‘n’. Seperti berikut : makang (makan), badiang (diam), jang (jangan), ikang (ikan), lawang (lawan) dst
Untuk kata ganti orang adalah sebagai berikut : Beta (saya), ose (kamu) (dibeberapa daerah dikatakan ‘os’, atau ‘se’) – asal dari kata ‘voce’ Portugis, dia, katong (kependekan dari kita orang/ kita), dorang (kependekan dari dia orang / mereka), kamong atau kamorang (kamu orang/ kalian).
Ungkapan khas lainnya adalah: Ao e!, Mamae!, Sio Mama!, Tuang Ala!, Tuang Ana!, Ai!, Gaga Batul!, Maniso! dsb
Panggilan sosial :
* Babang/ abang (kakak laki-laki : dipakai kalangan Muslim)
* Caca (kakak perempuan: Muslim)
* Usy (kakak perempuan Kristen)
* Broer/ bung/ bu (kakak laki-laki dipakai kalangan Kristen)
* Nyong (netral)
* Bapa Raja (kepala desa)
Beberapa contoh Kata serapan Melayu Ambon dari Eropa antara lain:
* Bandera(bendera): Bandeira (Portugal)
* Fork (garpu) : Vork (Belanda)
* Ose/Os (kamu) : Voce/Os (Portugal)
* Om (paman) : Om (Belanda)
* Pai (ayah) : Pai (Portugal)
* Mai (ibu) : Mai (Portugal
* Fader (ayah) : Vader (Belanda)
* Muder (ibu) : Moeder (Belanda)
* Tanta (bibi) : Tante (Belanda)
* Mar (tetapi) : Maar (Belanda)
* Galojo (rakus) : Guloso (Portugal)
* Almanak (kalender) : Alamanaak (Belanda)
* Kadera (kursi) : Cadeira (Portugal)
* Kapitan (kapten/panglima perang) : Kapitein (Belanda)/ Capitao (Portugal)
* Marinyo (penyuluh) : Meirinho (Portugal)
* Patatas (kentang) : Batatas (Portugal)
* Danke (terimakasih) : Dank je (Belanda)
* Kasbi (singkong) : Cassave (Belanda)/Cassava (Portugal)
* Testa (dahi) : Testa (Portugal)
* Oto (mobil) : Auto (Belanda)
* Vor (untuk) : Voor (Belanda)
* Par (untuk) : Para (Portugal)
* Marsegu (kelelawar) : Morcego (Portugal)
* Klaar (selesai) : Klaar (Belanda)
* Onosel (bodoh) : Onnozel (Belanda)
* Flauw (lemah) : Flauw (Belanda)
* Fangen (tangkap) : Vangen (Belanda)
* Lopas (lari) : Loop (Belanda)
* Gargantang (tenggorokan) : Garganta (Portugal)
* Kintal (pekarangan) : Quintal (Portugal)
* Konyadu (ipar) : Cunhado (Portugal)
No comments:
Post a Comment