ketika kerja keras kita tidak dinilai ,maka sesungguhnya saat itu kita sedang belajar tentang "ketulusan".
ketika usaha kita dinilai tidak penting,maka saat itu kita sedang belajar tentang "keikhlasan".
pada saat hati kita terluka sangat dalam,sebenarnyakita sedang belajar "memaafkan".
ketika kita merasalelah dan kecewasebenarnya kita sedang belajar "kesungguhan".
dan saat kita merasa sepi ditinggalkan sendiri yakinlah saat itu kita sedang belajar "ketangguhan".
ketika kita membayar biaya yang harus tidak kita tanggung sesungguhnya kita sedang dilatih "bermurah hati".
kita tidak diciptakan secara kebetulan tapi ALLAH punya maksud terindah buat kita.
Thursday, December 06, 2012
PAPEDA
Papeda atau bubur sagu, merupakan makanan pokok masyarakat Maluku dan Papua. Makanan ini terdapat di hampir semua daerah di Maluku dan Papua.
Papeda dibuat dari tepung sagu. Pembuatnya para penduduk di pedalaman Papua. Tepung sagu dibuat dengan cara menokok batang sagu. Pohon yang bagus untuk dibuat sagu adalah pohon yang berumur antara tiga hingga lima tahun.
Mula-mula pokok sagu dipotong. Lalu bonggolnya diperas hingga sari patinya keluar. Dari sari pati ini diperoleh tepung sagu murni yang siap diolah. Tepung sagu kemudian disimpan di dalam alat yang disebut tumang.
Papeda biasanya disantap bersama kuah kuning, yang terbuat dari ikan tongkol atau ikan mubara dan dibumbui kunyit dan jeruk nipis.
Wednesday, March 28, 2012
Koran Orang Ambon
Ini dia korannya orang-orang Ambon, dimana mereka bisa mendapatkan informasi tentang Ambon manise setiap waktunya.
silakan kunjungi ambonekspres "korannya orang Ambon dari maluku untuk dunia"
http://ambonekspres.com/
Pantai Ora
Pantai Ora terletak di Pulau Seram, Maluku Tengah. Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk mendapatkan suasana yang damai dengan pemandangan alam (khususnya pantai) yang sangat indah.
Pantai Ora memang sangat menawarkan keindahan alam yang tiada duanya, satu lagi bukti untuk para wisatawan diluar sana bahwa indonesia mempunyai pantai yang indah.
Ini salah satu bukti bahwa Indonesia sangat kaya dengan keindahan alamnya jika mau dijaga dengan baik. Bagi para wisatawan, di pantai ini telah disediakan resort-resort yang berdiri di atas pantai dengan air yang sangat jernih. Resort-resort disini berbentuk rumah panggung dengan material kayu sehingga menimbulkan suasana nyaman untuk bersantai menghilangkan penat atau beban pikiran. Tempat ini sangat memanjakan pengunjungnya yang ingin mencari ketenangan pikiran.
Selain itu, pemandangan alamnya juga tak kalah jika dibandingkan dengan pantai-pantai yang lainnya. Setidaknya kita tidak harus jauh-jauh pergi ke luar negeri karena ternyata Indonesia pun punya keindahan alam yang serupa. Di pantai ora ini, tumbuhan karang-karang dan hewan-hewan lautnya masih berjumlah banyak dan masih terawat dengan baik, mungkin karena tempat ini belum terlalu terekspos sehingga belum banyak yang datang.
Negeri ini bersebelahan dengan Saleman. Bisa ditempuh melalui laut dari Saleman atau dari Jalan Trans Seram. Penginapan berlokasi di antara permukiman penduduk yang hampir 40 persen di antaranya membangun rumah di atas laut. Penginapan ini pun dibangun di atas laut dengan terumbu karang dan ikan karang beraneka warna menghiasi dasar laut.
Disini ,di pantai Ora ini selain snorkle, pengunjung juga bisa melintasi Sungai Salawai untuk melihat proses pembuatan sagu, pengambilan buah kelapa, atau melihat beragam jenis burung di muara sungai di Teluk Sulaiman.
Wisatawan juga bisa trekking melintasi hutan yang masih lestari di balik Negeri Sawai, menuju Pusat Pendidikan dan Rehabilitasi Satwa di Dusun Masihulan, Sawai, tempat melihat penangkaran burung kakaktua seram dan nuri seram. Jangan lupa melihat gua, air terjun, atau menghabiskan malam di pondok, di tengah hutan.
Kegiatan-kegiatan ini bisa menyedot wisatawan sampai 500 orang setiap tahun. Mayoritas turis asing dari Belanda, Amerika Serikat, dan Jepang. Bahkan, tahun ini, sudah 20 grup turis dari sejumlah negara yang pesan tempat. Setiap grup berjumlah sedikitnya 10 orang
Aktivitas pariwisata di Teluk Sulaeman, persisnya di Saleman dan Sawai ini, sebetulnya sudah dirintis sejak pertengahan 1990. Namun, saat mencapai puncak kejayaan, industri ini meredup, bahkan mati total akibat kerusuhan Maluku pada 1999.
Thursday, February 02, 2012
Masohi
Masohi is a town in the central part of the Indonesian island of Seram. It is the capital of the Central Maluku Regency (Kebupaten Maluku Tengah) and has been designated as the capital [1] of Maluku province after its move from Ambon, scheduled for 2012. It was the site of a detention camp for political prisoners in the 1970s. Masohi is located 2467 kilometers from Jakarta. The headquarters of Manusela National Park is located in Masohi.
Coordinates
Latitude: -3.33 (3° 19' 60 S)
Longitude 128.92 (128° 55' 0 E)
Friday, January 20, 2012
Tari Cakalele
Cakalele adalah tarian perang tradisional Maluku yang digunakan untuk menyambut tamu ataupun dalam perayaan adat. Biasanya, tarian ini dibawakan oleh 30 pria dan wanita. Tarian ini dilakukan secara berpasangan dengan iringan musik drum, flute, bia (sejenis musik tiup).
Para penari pria biasanya mengenakan parang dan salawaku (perisai) sedangkan penari wanita menggunakan lenso (sapu tangan). Penari pria mengenakan kostum yang didominasi warna merah dan kuning, serta memakai penutuk kepala aluminum yang disisipi dengan bulu putih. Kostum celana merah pada penari pria melambangkan kepahlawanan, keberanian, dan patriotisme rakyat Maluku. Pedang atau parang pada tangan kanan penari melambangkan martabat penduduk Maluku yang harus dijaga sampai mati, sedangkan perisai dan teriakan keras para penari melambangkan gerakan protes melawan sistem pemerintahan yang dianggap tidak memihak pada rakyat. Sumber lain menyatakan bahwa tarian ini merupakan penghormatan atas nenek moyang bangsa Maluku yang merupakan pelaut. Sebelum mengarungi lautan untuk membajak pesawat, nenek moyang mereka mengadakan pesta dengan makan, minum, dan berdansa. Saat tari Cakalele ditampilkan, terkadang arwah nenek moyang dapat memasuki penari dan kehadiran arwah tersebut dapat dirasakan oleh penduduk asli.
Subscribe to:
Posts (Atom)